LPPM Unas Bersama Rutgers University dan CBCD Indonesia Kenalkan Metode Gibex

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Print
Email

Jakarta (UNAS) – Indonesia merupakan Negara megabiodiversitas, guna menjaga keanekaragaman hayati terutama tumbuhan tropis, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional bersama dengan Center for Botanicals and Chronic Diseases (CBCD) Indonesia dan Rutgers University mengadakan workshop kenalkan metode Gibex di Kampung Citalahap Sentral yang berdekatan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak pada 2 s.d 4 Juli 2022.

Prof. Ernawati (kanan) bersama mentor (tengah) sedang melakukan Metode Gibex

Pada kegiatan workshop yang digelar dalam tiga hari, peserta workshop yang berasal dari Universitas Nasional, Universitas Pancasila dan Universitas Sriwijaya di training untuk bisa menggunakan metode Gibex ketika melakukan penelitian. Pengambilan sampel penelitian berfokus di area kampung Citalahab Sentral. Metode Gibex digunakan untuk skrining aktivitas antimikroba bakteri, antioksidan dan dan anti jamur pada tumbuhan secara cepat yang di support oleh NIH Fogarty International Center dan Asia-Pacific Network For Global Change Research.

“Dalam tiga hari, para peserta melakukan praktek skrining dan training dengan metode Gibex. Metode ini adalah metode penelitian yang dilakukan dilapangan dengan cepat yang tidak merusak alam dan tumbuhan yang bisa dilakukan dengan mudah untuk mendeteksi komponen-komponen yang ada di dalam tanaman tersebut, dan kita mencoba menganalisis daya ketahanan, daya antibakteri, antioksidan dan antijamur”, jelas Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama sekaligus Director of Center For Medicinal Plants Research Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. Ia juga menyebutkan kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan dalam tahun kedua kerjasama LPPM UNAS dengan Rutgers University

Kegiatan workshop dan pelatihan menggunakan metode Gibex dikenalkan oleh Director Center for Botanicals and Chronic Diseases Prof. Dr. Ilya Raskin, menurut Ilya Indonesia memiliki potensi yang besar dalam tanaman obat. Dengan metode Gibex diharapkan bisa mempermudah para peneliti untuk melakukan penelitian tanaman obat untuk dikembangakan.

Peneliti Rutgers University Prof. Dr. Ilya Raskin

“Kita bisa menggunakan metode Gibex untuk membantu para peneliti Indonesia, ini adalah metode yang simple yang bisa mempermudah para peneliti untuk melakukan penelitiannya tanpa merusak lingkungan. Kegiatan ini sangat berharga dan berguna bagi peneliti muda untuk mengembangkan tanaman obat”, papar Ilya. Dalam kegiatan workshop peserta melakukan pengambilan contoh  tanaman di Kampung Citalahab Sentral Gunung Halimun Salak kemudian diambil ekstraknya yang telah dihancurkan dengan alat Dremel

Sarah Skubel, Ph.D.

Sebagai Mentor dalam menganalisa antibakteri dan antioksidan, Sarah Skubel., Ph. D memaparkan rangkaian kegiatan training. “Di workshop ini ada tiga jenis pekerjaan, kita mulai dengan pergieksplorasi di sekitar kampung untuk mengambil contoh tumbuhan dan mengkoleksi tumbuhan, kemudian kembali ke area perkemahan untuk mengumpulkan contoh tanaman yang akan diambil ekstraknya, lalu esktraknya akan ditambahkan cairan tertentu untuk mengetahui tanaman tersebut memiliki antibakteri, antioksidan maupun anti jamur dan kita harus menunggu hari berikutnya untuk melihat antibakterinya”, jelas Sarah yang dibantu oleh Isabel Armas dan Antonia Kaz bersama dengan Prof. Dr. Vyacheslav (Slavik) Dushenkov dari Rutgers University

Dr. Nonon Saribanon, M.Si
Dr. Nonon Saribanon, M.Si

Ketua LPPM UNAS, Dr. Nonon Saribanon, M.Si., berharap UNAS bisa menjadi Leader untuk penerapan metode Gibex, sehingga bisa terus mengumpulkan informasi potensi alam dengan lebih cepat. “Metode Gibex ini sangat penting dan membantu para peneliti/ mahasiswa terutama di Indonesia, karena sebagai negara megabiodiversitas kita harus mengeksplorasi begitu banyak sumber daya hayati potensinya apa baik untuk medicinal plants maupun keperluan yang lain dengan metode Gibex yang bisa mencakup banyak tumbuhan karena keperluan bakterinya sangat rendah hanya 2 gram per contoh tanaman sehingga menjadi sangat ramah lingkungan dan memudahkan kita untuk melakukan skrining”, terang Nonon. Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar dari Universitas Pancasila Prof. Dr. Syamsudin, M. Biomed., Apt memaparkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk menggali kekayaan Indonesia dan berharap agar generasi muda punya minat yang tinggi untuk menggali kekayaan alam Indonesia sehingga mampu memiliki bahan baku obat yang unggul.

Sebelum melakukan praktik dilapangan selama tiga hari di Kampung Citalahap Sentral Gunung Halimun Salak, peserta penelitian diberi pembekalan teori pada Kamis (30/06). *(TIN)